Minggu, 18 April 2021

SEKOLAH PASPOR UNTUK MASA DEPAN


 Membicarakan sekolah masa depan adalah hal subyektif, sangat tergantung kepada visi dan pengalaman masing-masing. Terlepas dari subyektivitas, sekolah masa depan sudah mulai muncul polanya.


Yang sangat jelas, tantangannya tidak semakin mudah. Memang, sumber daya tersedia cukup banyak. Namun, itu tidak banyak berguna jika konsep pembelajarannya tidak tepat. Mendidik murid dalam era perubahan teknologi yang demikian pesat memang sulit. Bukan hanya pedagogis yang menjadi perhatian.


Kabar baiknya, kalau kita menjadikan murid sebagai pusat pembelajaran, maka akan lebih mudah menerapkan ide-ide baru di kelas. Sumber daya dan lingkungan belajar yang maju, misalnya sumber digital, aplikasi, game, dll., dapat dimanfaatkan dengan baik. Ini memang butuh cara pandang baru dan keterbukaan. 


Bukan sesuatu yang rumit, hanya membutuhkan pemikiran baru. Inilah pola pendidikan di sekolah masa depan.


1. Literasi digital

Literasi digital ialah kemampuan mencari, menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memakai media digital. Literasi ini merupaka salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh generasi milenial.


Adalah kenyataan bahwa genarasi milenial selali terhubung dengan internet. Tidak saja di sekolah atau tempat bekerja, juga di setiap tempat dan aktivitas. 


Jadi adalah hal yang sangat tidak kontektual bila menghindarkan generasi milenial dari internet.  Yang harus dilakukan adalah mengajari dan mendampingi mereka menggunakan internet dengan ara yang baik dan bermanfaat. 


2. Bergeser dari standar ke kebiasaan

Standar akademis tidak lagi menjadi capaian favorit. Kebiasaan dan kemampuan berpikir kritis-kreatif menjadi tujuan yang dibangun. Ini tak lepas dari konteks zaman yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis.


Belajar bukan lagi untuk (sekadar) mencapai nilai yang tinggi, tapi beralih menjadi kebiasaan dan memperhatikan kebutuhan individu. Belajar menjadi sangat personal dan terus tumbuh. Bukan hanya orang, organisasi juga harus terus belajar.


3. Self directed learning

Self directed learning ialah melakukan kegiatan belajar atas inisiatif sendiri. Diagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, identifikasi bahan dan sumber belajar, pemilihan strategi dan evaluasi hasil belajar dilakukan oleh murid (orang yang belajar). 

Ini tidak lepas dari tuntutan bahwa siapa pun, bukan hanya anak sekolah, harus belajar.  Jadi bisa diterapkan oleh murid (mahasiswa), ibu rumah tangga, pegawai, pebisnis, atau pekerja lepas.


4. Komunitas


Komunitas menyediakan kesempatan belajar. Guru (sekolah) perlu saling berbagi praktik baik dan membantu pemecahan masalah.  Komunitas memungkin guru (sekolah) memperluas jaringan dan menemukan teman-teman baru. 


Kolaborasi merupakan sebuah kebutuhan, karena pada dasarnya semuanya akan saling terhubung dan perlu membentuk jaringan.


5. Interaksi

Belajar merupakan kegiatan bersama. Murid dan guru terhubung dalam sebuah interaksi, bukan aksi-reaksi. 

Dalam interaksi tersebut perlu dibuat kesepakatan dan tujuan belajar. Murid mempunyai kesempatan untuk merumuskan tujuan belajar yang ingin dicapainya serta bertanggung jwab atas pilihan tersebut.


6. Terhubung dan kontekstual

Platform digital yang membuat murid terhubung dengan banyak tempat, harus dikontekskan dengan tempat di mana murid berada. Semuanya harus kembali kepada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. 

Kepekaan terhadap isu-isu sosial-kemanusiaan di masyarakat penting untuk dikembangkan.


7. Belajar dan  bermain 

Belajar akan serasa bermain. Murid akan banyak terhubungn dengan berbagai platform dan aplikasi.

#dikutip dari tulisan penulis suhud rois bandung

Selasa, 13 April 2021

TAHTA JNTUK RAKYAT

 Sultan HB IX Angkut Karung Beras, Ini Kesaksian Sumadi


Bapak Sumadi setelah pensiun dari kepolisian memilih profesi sebagai petani. Dia tinggal di pemukiman dekat Proyek Transmigrasi Angkatan Udara di Abung Semuli, Lampung Utara. Bapak yang terakhir berpangkat Peltu ini sudah tidak bertani karena kadang kaki kram. Mata dan daya ingatnya masih bagus.


Masa Pandemi ini dia berada di rumah saja. Kadang berganti ke rumah anaknya yang satu ke anak yang lain dengan mengendarai mobil sendiri di usia 91 tahun.

Ada satu cerita yang masih lancar diceritakannya. Saat dari pramuka.id datang dia pun menuturkan kisahnya tentang Bapak Pramuka Indonesia: Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Cerita ini sudah tersebar ke mana-mana dan yang bercerita orang lain karena kejadiannya dilihat khalayak umum. Ini cerita tentang bakul beras.


Pada portal Merdeka.com tertanggal 

12 April 2012 kisah bakul beras diceritakan oleh SK Trimurti, istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi. Dalam buku 'Takhta Untuk Rakyat' menceritakan bagaimana dirinya mengalami langsung sikap ringan tangan Sultan. Dia penasaran lihat kerumunan dan di sana ada bakul beras dan polisi. 


Nah, salah satu polisi ini adalah Sumadi. Ini cerita dari pak Polisinya: 


Suatu hari Minggu siang pada tahun 1954. Kak Sultan mengendarai mobil jeep favoritnya. Dia kenakan kaos berlengan pendek warna putih dan bercelana pendek warnanya putih juga. Kak Sultan dari arah Kaliurang dan ketika melewati Pasar Pakem, mobilnya distop oleh seorang wanita. Wanita itu menyuruh Kak Sultan mengangkat beras, kubis, dan cabai. Tanpa banyak bicara, Kak Sultan mengangkutnya. Berasnya Kak Sultan letakan di bagian depan, sebelah jok yang dia duduki saat menyupiri. Sedangkan sayuran di bagian belakang.


Mobil itu berhenti di pinggir Pasar Kranggan. Kemudian Kak Sultan menurunkan karungan beras, kubis, dan cabai dari mobilnya. "Saya lagi dinas di Pingit dekat pasar Kranggan. Saya melihat Sri Sultan turunkan beras. Eit...saya takut. Saya dan kawan langsung mendekati dan memberi hormat. Tapi barang sudah diturunin semua," cerita Sumadi. 


Melihat Sri Sultan pulang, bakul beras itu bicara keras, "Eh, ngko disik. Lho kepiye iki. Durung diupahi wis lungo. Opo ora doyan duit. Ini lho..., ini duite."


"Mbakyu kenapa lho. Kok iso ngono. Mbak gak tahu siapa itu?"


"Ini supir tadi.. ora doyan duit."


"Itu Ratumu: Sri Sultan Hamengku Buwono."


Bakul beras itu kaget lalu pingsan di trotoar. Sumadi pun bingung karena pingsannya lama, di troroar. Setiap siuman, pingsan lagi. Lalu dia dan kawannya membawa ibu itu ke RS Bethesda. Tapi ya itu..., tiap ingat dia pingsan. 


Pada pukul 4 sore Kak Sultan menjenguk bakul beras di RS Bethesda. Melihat Kak Sultan, bakul beras itu pun jalannya mbrangkang dan menyembah meminta maaf berkali-kali.


"Kowe ora salah. Wis rapopo ndang mari. Wis rapopo. Kowe ora salah. Kowe ora ngerti. Nek kowe ngerti, yo kowe salah," kata Kak Sultan.


Setelah Kak Sultan pulang, bakul beras pun sembuh.


Mendengar cerita tersebut dan cerita lain dari kakek Sumadi, tergambarkan betapa Kak Sultan itu dihormati dan dicintai rakyatnya. Meski beliau seorang raja, Kak Sultan merakyat. Dia tidak sombong. Dalam menolong kak Sultan tidak pilih-pilih, sabar dan berhati mulia.


Teks & Foto: Fitri H.

(Seperti yang diceritakan Kakek R. Sumadi kepada penulis.)


Minggu, 04 April 2021

UJIANMU

http://gg.gg/US_SEJARAHIND_2021 

4 Perbedaan Teori Belajar

 


a. Behavioristik

1) Menekankan pada stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku.

2) Setiap perilaku dapat dipelajari.

3) Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru.

4) Menekankan pada perubahan perilaku yang teramati.


b. Humanistik

1) Menekankan pada keunikan sikap individu.

2) Individu adalah orang yang bebas menentukan apa yang dipelajarinya.

3) Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau pengalaman dan menemukan maknanya secara personal atau pribadi.

c. Kognitif

Menekankan pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak kasat mata.

d. Konstruktivistik sosial

1) Pebelajar adalah orang yang secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi atau kolaborasi dengan orang lain.

2) Siswa tidak memiliki pemahaman satu persepsi.

e. Konstruktivistik kognitif

1) Individu membangun pemahamannya melalui eksplorasi

2) Menyatakan bahwa pebelajar adalah orang yang secara individual harus menemukan , mentransformasi, dan mengecek kemballi, serta merevisi informasi yang lama.

3) Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.

PPDB the movie


 

MARI RAYAKAN SEKOLAH BERSAMA SMA TEKNOLOGI

 https://s.id/yIsjV silahkan gabung sesuai gelombang guys...


https://s.id/yIsjV

PPDB 2021 SMANTEK


 

SMANTEK MENYAPA PPDB DIBUKA

 


TEORI BELAJAR JNTUK ABAD 21

 Adapun pengertian dari belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya. Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. 

Nah, bicara mengenai teori pembelajaran sebenarnya jenisnya cukup beragam. Di antaranya terdapat 5 jenis teori belajar menurut para ahli yang paling terkenal. Simak poin-poinnya berikut ini.

  • Teori Kognitif

Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. 

Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel. 

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.

  • Teori Behavioristik

Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri. 

Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh respons siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement)—pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda. 

Teori behavioristik dinilai terlalu fokus pada pendidik. Jadi, tantangannya adalah guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan suatu materi agar siswa tidak bosan. 

  • Teori Humanis

Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori behavioristik. Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada peserta didik guna mengembangkan potensinya. 

Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu peran kognitif—pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektif—faktor mental yang membentuk individu. 

Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa senang selama proses belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang. 

  • Teori Konstruktif

Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai sekarang  karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai pengalaman. 

Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang familier, orang lain diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang imajinasinya. 

  • Teori Gestalt

Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini muncul dari buah pikiran seorang psikolog Jerman, yaitu Max Wertheimer. Dalam teori gestalt, proses belajar seseorang dimulai dari mendapatkan informasi, kemudian melihat strukturnya secara menyeluruh. 

Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali informasi yang didapat dalam struktur yang lebih sederhana hingga individu tersebut mampu memahami informasi yang coba disampaikan.  

Menariknya, konsep ini tak hanya diaplikasikan dalam proses belajar mengajar antar guru dan murid, tapi juga biasa dimanfaatkan dalam proses desain. 

Demikian 5 teori belajar paling terkenal dalam dunia psikologi pendidikan. Memasuki abad 21, muncul teori baru yang disebut sebagai pembelajaran abad 21. Teori ini dirancang khusus agar sesuai dengan kebiasaan generasi milenial yang hidup serba modern akibat berkembangnya teknologi secara pesat. 

Di dalam pembelajaran abad 21, Anda akan mengenal 4 konsep utama, yaitu kerja sama, komunikasi, berpikir kritis dan problem solving, serta daya cipta dan inovasi. Melalui konsep tersebut, harapannya peserta didik bisa mencapai masa depan yang cemerlang.